Actually. sempat gue
gak kenal siapa gue sekarang. “Kehilangan jati diri” kata itu yang salah
satu karib saya di unit kegiatan mahasiswa mendiaknosa apa yang saya alami
setelah sering kita menghabiskan malam untuk berdialog hal kecil tentang kisah
kita masing-masing.
Dan seketika itu pula teringat petuah teman bersuku batak
yang merupakan salah satu ‘veteran kampus’
(begitu-lah saya menyebut mahasiswa semester akhir. Yaa, mahasiswa yang
terlampau akhir ).
“kalau memang kau sudah benar-benar tak tahu siapa kamu.
Ingat lah masa kecilmu. Dan korelasikan dengan dirimu sekarang. Masih adakah
sifat kecilmu di diri kamu saat ini. jika ada, bisa jadi itu lah kamu.”
Seketika itu sesaat setelah merebahkan diri di kamar, gue
mulai menerka nerka siapa saya? Siapa masa lalu saya?. “Siapa anak kecil itu?
Anak kecil yang tak malu-malu membiarkan ingusnya keluar dan di usap dengan
kaos yang juga menempel di tubuh hitamnya.”
Yups oke. Langsung saja. Ane bahas disini hal tentang saya (
yang sebagian merupakan sifat masa kecil saya yang masih ada dalam diri saya
saat ini ataupun hal lain yang berhubungan dengan saya)
Mengalah.
bukan KALAH
Tidak mudah
menjadi anak nomor dua diantara 3 bersaudara. Hal itu pula yang membentuk gue
menjadi orang yang punya kebiasaan mengalah.
Mempunyai kakak dan mempunyai adik membuat saya harus terpaksa untuk tidak
bermanja-manja kepada orang tua khususnya ibu. Gimana mau manja-manjaan kalau
perhatian lebih intens kepada adik saya yang memang saat itu si bungsu ini
sering sakit-sakitan. Apa lagi si bungsu adalah anak perempuan satu-satunya
jadi wajar apabila orang tua lebih memperhatikan karena dikaruniai anak
perempuan merupakan hal yang nanti dimintai pertanggungjawaban yang berat (
anak perempuan adalah pembatas antara orang tuanya dan Neraka ). Sampai saat
ini sifat mengalah saya masih sering terbawa di kegiatan sehari-hari entah itu
berorganisasi atau kegiatan yang lain. Sering orang sekitar mengatakan kalau
saya itu orangnya legowo. Padahal selalu ada dan pasti ada gejolak di dalam
hati ketika saya harus mengalah. Apapun alasannya.
Pemberani
Jaman-jaman
gue SD murid masih hormat banget ama guru. Hormatnya sampai nunduk duk duk.
Ditambah dengan cara mengajar yang keras dengan berbagai hukuman fisik mesi
tidak sering (lumrah dijaman gue SD). Tak arang karena gara-gara dua hal
diatas, temen gue jaman SD jadi
terdoktrin dengan asumsi guru itu galak dan sering minder kalo berurusan dengan
guru selain urusan mengajar belajar di dalam kelas.
Masih dengan papan tulis berwarna
hitam dan kapur putihnya. Inget banget gue soal itu. Dan itu juga yang menjadi
awal kisah kenapa temen-temen gue nganggep gue pemberani (kendel ora isinan). Kenapa? Karena kalo pas kapur tulis habis mau
gak mau kita harus langsung minta sendiri ke kantor guru dan saat seusia saya
jaman jaman SD dulu kantor guru merupakan tempat yang sakral dan tak
sembarangan orang berani masuk ke dalam, masih karena doktrin kalau guru itu
galak.
Tapi hal itu gak berlaku bagi si
anas kecil yang dengan santai cuek melenggang masuk ke kantor guru.
Yang lebih superb lagi. Ketika
sering diamanati menjadi komandan upacara. Gak mudah untuk si anas kecil (dulu
sering di panggil Cebol) dengan postur yang cenderung lebih pendek dibanding teman-teman
yang seumuran. Pernah pada suatu kesempatan saat Perkemahan gabungan jum’at
sabtu minggu gue kembali diamanati menjadi komandan upacara. Mimpin kelompok
pramuka dari 6 SD yang bergabung di acara itu. Dan gue di tertawakan habis
habisan sama hamper semua peserta upacara karena masalah postur tubuh gue
ketika itu.
Sampai dewasa ini. Rasa pemberani
untuk tampil di depan umum itu masih ada. MC acara ospek. Menghadapi 1008
mahasiswa baru dengan muka kusut karena pressur menjadi pengalaman saya yang
tak terlupakan.
Dominating
Selalu ingin terkenal dan
mendominasi. Itulah saya masa kecil. Saya ingin selalu menjadi orang terlucu di
kelas. ingin menjadi pemain terbaik di club sepak bola kampung saya. Ingin
menjadi yang pertama lah pokoknya. Namun hal itu juga yang memberikan saya
pelajaran bahwa diatas langit masih ada langit. Tau kan maksutnya? Mungkin ini
berkaitan dengan pribadi saya yang cenderung sanguinis, ingin dikenal dan mudah
bersosialisasi. beranjak dewasa
sikap itu masih tetap ada namun semakin kesini Alhamdulillah bisa semakin
terkontrol.
ARSENAL
Gue pertama naksir arsenal waktu jaman-jamanya thiery henry CS
Juara liga inggris tanpa mengalami satu kekalahan-pun. Terlebih lagi permainan
arsenal yang masih saja di arsitek’I oleh la professoure Arsene Wenger membuat
ciri khas KICK and RUSH liga inggris yang melekat di arsenal masih saja tetap
utuh. Permainan Taktis, itu juga salah
satu hal mengapa saya jatuh cinta kepada arsenal. Meskipun akhir-akhir dalam
beberapa tahun belakangan ini sering di php’in THE GUNERS masalah trophy tapi
tetep GOOGOONERS!!
Jupiter Z
Merah 110cc tahun 2005 K 5175 UC
9 tahun itu si belalang tempur udah sama gue. Gak seperti
abang gue yang udah bola bali ganti motor. Dan gak kayak temen gue yang katanya
hobi motor tua/vespa dan membelinya karena menjadi trend sejak kedua spesies
itu kembali terangkat namanya. Bagaimanapun, gue susah berpaling dari motor
itu. Motor pertama gue.
Itu motor pindah ke tangan ane sejak awal2’an kelas 2 smp. Hujan
badai, susah senang. Saat jomblo maupun sedang ada gebetan selalu ama dia. Banyak
kenangan yang terlampau manis untuk di lepas dengan banyak orang special bersama
motor ini. Setidaknya seorang bidadari pernah tersenyum menghabiskan sore
memutari kota diatas motor ini ( bersama sang joki tentunya ).
Sepakbola
Selain suka ama club sepak bolanya gue juga hobi main bola. Hal
itu lumrah bagi anak-anak Indonesia khususnya karena sepak bola sepertinya
sudah menjadi DNA sejak masa kecil mereka, begitu juga dengan gue. Pengalaman gue
soal sepak bola yang paling inget ketika SMP bisa masuk dan lolos ke
tim sepak bola SMP tapi cuman jadi pemain cadangan dan jarang dimainkan. Haha
Sampai saat ini setidaknya seminggu dua kali gue nyempatin
main sepak bola di lapangan kampus. Hari sabtu dan hari rabu biasanya.
Basket ball
Gue kenal olahraga ini sejak kelas 2 smp. Motivasi gue
mendalami latihan basket cuman satu. Ingin badan gue jadi tinggi. Maklum lah,
saat seusia SMP pun badan gue masih di bawah standar tinggi badan orang Indonesia.
Haha
PANDAWA, itu club pertama gue. Gue masuk pandawa bareng ama
beberapa temen dari smp gu dan dari smp lain. Kurang lebih 3 tahun gue latihan
ama club itu.
Lanjut ke SMA dan basket udah menjelma menjadi hobi baru gue.
Untuk menyalurkan hobi gue yang satu itu gue masuk deh di klub basket SMA dan
memenangi beberapa kompetisi lokal bersama tim SMA, meski gue bukan pemain
kuncinya.
MIE AYAM’ers
Gue suka banget ama yang namanya mie ayam sampai saat ini. Mungkin
kebiasaan juga sejak dari kecil sering babe ngajak gue makan mie ayam. Hamper setiap
akhir pecan, saat itu satu keluarga yang terdiri dari 5 personil ( bahasnya
personil, udah kayak polisi aja, hha) naik vespa silver satu vespa dinaikin 5
orang kita sekeluarga pun sering meluncur ke tempat mie ayam langganan kita.
KOPI-HOLIC
Hari tak lengkap tanpa kopi. Malahan bisa di pagi hari gue
ngehabisin 2 gelas kopi. Kopi emang ada manfaatnya tapi juga ada juga efek gak
baiknya. KOPI hitam adalah kopi favorit gue apalgi kopi aceh. Beuh. Gue punya
cita-cita buat backpackeran keliling Indonesia kelak entah itu sendiri atau-pun
bersama istri, dan di setiap daerha yang akan gue singgahi gue punya tekad buat
cari kopi hitam yang paling terkenal di daerah itu.
Periang. Pengen aja buat orang
tersenyum
Ada kepuasan tersendiri Ketika melihat orang tersenyum atau
bahkan tertawa terbahak-bahak karena tingkah atau banyolan gue. Pernah gue
punya cita-cita buat jadi pelawak yang ngisi di acara tv agar bisa tiap hari
buat orang-orang tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar